Langsung ke konten utama

getar cinta ukhuwah

Kita awali semuanya dengan saling menyapa,...
Mulai bertanya nama dan asal nya...
Berlalu hari – hari itu,..
Hingga saling mengenal...
Lalu..
Entah ada satu rasa yang hadir,..
Rasa yang sulit untuk di ungkapan..
Rasa yang hanya aku dan engkau yang mengerti...
Rasa yang hanya dapat dirasakan oleh mereka ..
Yang tetap menjaga persaudaraannya,...
Rasa Rindu,..Rasa Cinta,..
Rasa Kagum,..ah lebih banyak lagi rasa yang sulit terdefenisikan...

Ada kekhawatiran ketika di antara kita tak saling menyapa,...
Tak saling memberi kabar....
Mungkin,.. itu karena hati – hati kita sudah terpaut dalam satu rasa..
Getar cinta itu kini telah hadir,..
Getar cinta dalam Ukhuwah,...


Ukhuwah yang kita bangun bukanlah sebuah hubungan semata,..
Ukhuwah ilallah,..
Itu janji kita,...
Dengan tujuan dan kecintaan yang sama pada ad Dien ini,..
Hingga dahulu...jiwa – jiwa kita yang tak saling mengenal,
Asing dan entah darimana kini berikrar dalam satu janji ukhuwah,..
Berharap akan satu kemuliaan yang tersirat dalam sebuah hadist
Semangat ini pun membara untuk memuliakan ukhwuah kita,..
dalam sebuah riwayat Rasul Berkata,...
Disekitar Arsy-Nya ada menara – menara dari cahaya..
Di dalamnya ada orang – orang yang pakaiannya dari cahaya..
Wajah – wajah mereka pun bercahaya..
Mereka bukan para Nabi & Syuhada..
Sehingga,..
Para Nabi & Syuhada pun iri pada mereka..
Ketika para sahabat Bertanya,..
Rasul Menjawab,..
Mereka adalah orang – orang yang saling mencintai karena Allah
Dan saling bersahabat karena Allah..
Serta saling bersilahturahmi karena Allah  (HR. Tirmidzi)



Tanpa saling menatap,..kita saling merindukan,..
Rindu yang berujung pada sebuah asa,…
asa yang mengusik dalam jiwa ini,..
Asa akan sebuah pertemuan kelak dengan mu..
Jikalah bukan di dunia in semoga kelak kita..
Dipertemukan dalam mejelis yang lebih indah,,…
Bersama dikumpulkan dimajelis Rasulullah
Sang Qudwah kita,….






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhwat Gaul*, Antara Kebebasan dan Keterbukaan 6 Juli 2007 oleh Embun Tarbiyah

*) bukan idiom Pengalaman seorang akhwat ketika masih SMA, waktu itu ada pertemuan antara pihak sekolah dengan pengurus musholla. Pihak sekolah ingin bertemu dengan semua pengurus, laki-laki maupun wanita. Maka itulah kali pertama para akhwat menyebrangi hijab di Musholla, yang membatasi ruang laki-laki dengan wanita. Berada dalam satu ruangan, dengan posisi berhadap-hadapan walau berjarak cukup jauh, itu situasi yang langka. Karuan saja rasa kikuk menyerbu saat itu. Para akhwt duduku kaku tertunduk, kalaupun bersuara hanya berbisik. Dan ketika pertemuan berakhir, rasanya baru bisa bernapas lega. Pengalaman lain, ketika seorang akhwat sedang berjalan bersama akhwat yang lain, kebetulan berpapasan dengan dua orang ikhwan kakak kelas. Mungkin ada keperluan dengan memberi salam. Salam itu dijawab akhwatnya tapi sejurus kemudian yang terjadi adalah saling dorong, siapa yang mau bicara dengan ikhwan itu. Tak ada yang mengalah. Alhasil, akhwat berdua itu malah bergegas pergi

Manfaat Senyum

Anda pernah marah ? Ternyata membuat stress. Tersenyum merupakan salah satu cara yang paling mudah untuk mengurangi stres dan menambah teman. Tapi ternyata ada 10 manfaat lain dari tersenyum bagi kesehatan seseorang.    Seperti diketahui dibutuhkan lebih sedikit otot wajah untuk membuat seseorang tersenyum dibanding cemberut. Beberapa ahli menyatakan dibutuhkan 43 otot untuk cemberut dan hanya 17 otot untuk tersenyum. Namun beberapa lainnya menyebutkan dibutuhkan 62 otot untuk cemberut dan hanya 26 otot untuk tersenyum. Selain itu tersenyum juga bisa meningkatkan kesehatan seseorang dan membuat hidupnya lebih menyenangkan. Berikut  ini  beberapa manfaat yang bisa didapatkan seseorang dengan tersenyum, seperti dikutip dari  About,  Jumat (2/12/2011) yaitu : 1. Senyum membuat seseorang lebih menarik Secara tidak sadar senyum bisa membuat orang lebih menarik karena ada  faktor  daya tarik tertentu dan membuat seseorang terlihat lebih baik dibanding mengerutkan kening, cemberut atau m

Garis Lingkar Huruf “o”

Apa yang ada dalam pikir Berjalan tanpa henti Gemuruh dalam batin Menerka segala-gala Ku yakin semua orang merasa Atau entah Setiap semua sama tak tahunya Atau mereka berpura-pura Dalam kasat mata Buta dalam tak ada Rongga-rongga ini bagaikan kutu yang terkapar pingsan yang tergeletak menyebalkan Lantaran kata-kata ini tak ada      dalam ketiadaannya Kenapa takut Kenapa dalam segala tiba Kenapa segala tanya hanya      berujung tanya yang menggurita Lelah kaki ini tersesat di dalam labirin ketertakmengertian mencari jalan keluar garis lingkar huruf “o”                             Jakarta, 29 April 2010