Langsung ke konten utama

Muslimah Berkarakter itu…….


Muslimah Berkarakter itu……. 

Filed under: Muslimah — Imastuti Masitoh @ 3:48 pm
Tags: #MuslimahUI part1
Dalam Wahy al Qalam, al Rafi’i menuturkan, “Seandainya aku diminta untuk merangkum filosofi seluruh ajaran Islam dalam dua kata, maka akan kukatakan: kekukuhan akhlak. Seandainya filosof terbesar dunia diminta untuk meringkas solusi bagi seluruh umat manusia dalam dua kata, pastilah ia berkata sama: kekukuhan akhlak. Andaikan seluruh ilmuwan Eropa berkumpul untuk mempelajari peradaban Eropa, lalu mengutarakan apa yang betul-betul sulit diraih, mereka akan berkata,“Kekukuhan akhlak”
Kesan pertama saat membaca sejenak tulisan ini mungkin terkesan tidak nyambung. Diatas tertulis judul Muslimah Berkarakter, tetapi dibuka dengan prolog tentang kekukuhan akhlak. Apa korelasi keduanya? Keduanya berkorelasi jika kita sepakat berpikir, muslimah yang berkarakter adalah muslimah yang baik akhlaknya.
“Karakter”, sebuah kata yang memiliki banyak padanan kata, tetapi paling tegas diantara kata lainnya. Coba masukkan “karakter” dalam sebuah kata, lalu cari kata yang bisa mengganti kata tersebut. “Wanita itu memiliki karakter yang baik”. Kata karakter dapat diganti dengan “sifat” dan “kepribadian”. Namun perhatikan bila kita membandingkan ketiga kata tersebut saat berdiri sendiri. “Wanita itu berkarakter”, “Wanita itu bersifat”, “Wanita itu berkepribadian”. Diantara kata tersebut, kata “karakter” lah yang dapat berdiri sendiri dan paling berkonotasi positif. Jadi, mungkin bisa diartikan, “berkarakter” sama dengan “bersifat positif”.
Sifat positif  merupakan sifat yang bisa dipastikan dimiliki oleh seluruh orang di dunia. Seorang penjahat sekelas Firaun pun masih memiliki sifat positif berupa sifat dermawannya memberri makan pada orang lain. Bahkan Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib as berkata, “ Karena perbuatan-perbuatan baiknya itu ia berumur panjang”. Jadi apa istimewanya seseorang yang memiliki sifat positif bila sifat ini umum dimiliki semua orang? Hal ini membuktikan bahwa “berkarakter” tidak sama dengan “bersifat positif”. Berkarakter itu orang yang memiliki sifat-sifat baik dalam dirinya yang menonjol daripada sifat buruknya. Bahasa islaminya, orang yang berkarakter adalah orang yang berakhlakul karimah.
Dalam prolog diawal sudah digambarkan, bagaimana akhlak merupakan hal luar biasa yang perlu dimiliki umat di dunia, termasuk didalamnya muslimah. Kenapa muslimah? Ada sebuah ungkapan, “Wanita adalah tiang negara”. Ungkapan tersebut merupakan pengingatan akan pentingnya peran wanita dalam menyangga kehidupan negara. Wanita lah yang akan meneruskan estafet perjuangan suatu negara dengan melahirkan serta mendidik generasi selanjutnya. Bila baik akhlak wanita, akan baik pula keturunannya.
Lalu mengapa harus akhlak? Bukankah seharusnya muslimah itu baik agamanya, rajin shalat, ikhlas sedekahnya, banyak hafalan Qur’annya agar bisa masuk Surga kelak? Ya itu benar, tapi coba perhatikan. Allah swt. berfirman, “Dirikanlah shalat. Sesunguhnya shalat mencegahmu dari perbuatan keji dan munkar” (Q.S al-Ankabut: 45). Coba perhatikan lagi, Allah swt. berfirman, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka yang dengan harta tersebut engkau membersihkan dan menyucikan mereka.”(Q.S. at-Taubah: 103). Ayat-ayat tersebut mengingatkan bahwa tujuan ibadah-ibadah yang kita lakukan adalah untuk membenahi akhlak, bila tidak, maka ibadah-ibadah tersebut akan jadi latihan olahraga saja.
Dalam sebuah hadist Imam Malik, Rasul saw bersabda “Aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”. Kemudian Allah juga berfirman dalam Q.S al-Anbiya: 107, “Kami tidak mengutusmu (wahai Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta”. Bila dihubungkan, kedua kalimat tersebut berbunyi “kemuliaan akhlak dapat membawa rahmat bagi alam semesta”.
Muslimah, ayo lihat diri kita! Apakah kita sudah berusaha memiliki atau bahkan sudah memiliki kemuliaan akhlak? Apakah kita sudah mendekati Ummul Mukminin Khadijah ra. dengan segala kesabaran, kedermawanan, dan keibuannya? Atau mungkin seperti Aisyah ra. yang sangat cerdas serta periang? Pasti sifat kita masih jauh dengan mereka yang sangat luar biasa sehingga mendapat perhatian langsung dari Allah. Ibunda Khadijah ra. mendapat jaminan masuk Surga dan Ibunda Aisyah ra. mendapat pembelaan langsung dari Allah ketika beliau difitnah. Sedangkan kita??
Coba bayangkan saat label Muslimah yang kita bawa sehari-hari sering kita rusak sendiri. Mungkin tanpa sengaja saat pulang naik angkot dengan teman kita ngomongin dosen. Ups, muslimah kok ngegosip. Atau mungkin, saat kita tanya sama temen waktu ujian trus ditegur asdos, “Hayo yang belakang jangan nanya-nanya ya”. Ups, muslimah kok nyontek.
 Apa karaktermu? Tidak malukah ketika ada yang bertanya siapa dirimu lalu teman kita menjawab, “Itu lho, yang gaul banget. Dia tu selalu update berita baru tentang anak-anak di kampus kita”. Wow, tukang gosip donk. Kan lebih enak gini, “Itu lho, yang keren banget. Dia tu cewe yang cerdas banget, sering ikut lomba, aktif organisasi, tapi IPK nya tetep cumlaude. ckck”. Gimana, oke kan?? Atau begini, “Itu lho, yang baik banget. Dia itu selalu ada kalo orang lain butuh bantuan, perhatian lagi sama semua orang”. Oke juga kan?
Jadi sebenarnya, tak perlu bersusah payah menjadi muslimah yang berkarakter. Tak perlu melulu harus memiliki aktivitas seabreg atau IPK setinggi langit untuk dicap berkarakter. Cukup komitmen untuk berakhlak sesuai tuntunan Nabi saw. dan menjauhi sifat-sifat yang dilarang. Untuk lebih gampangnya sih, baca saja cerita Nabi saw. serta sahabat dan shahabiyah beliau dan aplikasikan kehidupan mereka dalam kehidupan kita.
Are you ready to do that? Ketika kau berhasil maka dengarlah orang berkata “Dia itu muslimah yang berkarakter”. Dan yang terpenting, semua itu harus dilakukan untuk mendapat ridho dan cinta-Nya. Seperti sebuah cerita: Suatu utusan datang kepada Nabi saw. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa hamba yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Yang paling baik akhlaknya”  
So, Muslimah Berkarakter itu…. dicintai Allah swt.
Muslimah Berkarakter itu…aku


Sumber : “Buku Pintar Akhlak” karya Dr. Amr Khaled
Artikel “Sifat-sifat baik Firaun” diposkan oleh Wardina A.Laadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ADA CINTA DALAM UKHUWAH

jadikan cintaku padaMu berhenti di satu titik ketaatan meloncati rasa suka dan tak suka karena aku tau, menaatiMu dalam hal yang tak kusukai adalah kepayahan penuh perjuangan.. tapi aku yakin, ketaksukaanku hanyalah bagian dari ketidaktahuanku.. dan kuingat slalu pesan sahabatku ini, "jangan pernah berhenti mengepakkan sayap, biarkan semua cobaan membuat kita kuat biarkan derasnya terpaan membuat kita gesit berkelit dan biarkan jiwa-jiwa optimis membuat kita bijak menyikapi hidup ini... biarkan jiwa-jiwa sabar menjadi penyejuk di tengah sgala duka,, hingga kelak kan terjawab, mengapa perjuangan itu berat dan pahit?? karena surga itu manis...." .,.dan ada penguat di antara semuanya, yaitu ukhuwah.,. Ukhuwah tak mengenal kesudahan ia mengiringimu dalam hidup sebagai penyejuk menyapamu dalam kesendirian yang melelahkan menjagamu untuk tetap dalam senyum perjuangan Ukhuwah adalah persaudaraan yang kekal ia tak mengenal kejenuhan ia slalu punya se...

Motivasi hari ini

Harapan tinggallah harapan jika tidak disertai tindakan, impian tinggallah impian jka tidak selaras dengan kemampuan. Hanya karena kamu mendengar apa yg dilakukan seseorang, tak berarti kamu bisa menghakiminya. Kamu tak tahu apa yg telah dilaluinya. Tidak seorang pun punya kemampuan untuk melakukan sesuatu hal sempurna, tapi setiap orang diberi banyak kesempatan untuk melakukan hal yang benar. Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang diidamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan. Kelakukan kita terhadap kehidupan, menentukan sikap kehidupan terhadap kita. Matahari yang sebesar itu pun perlu bulan untuk bisa menerangi setiap sudut bumi. Hidup ini seperti piano.Berwarna putih dan hitam. Namun,ketika Tuhan yang memainkannya,Semuanya menjadi indah. saat anda mendapatkan yang biasa ketika mendambakan yang terbaik, bersyukurlah, karena anda tidak mendapatkan yang terburuk. "Kegagalan ...

Bukan �Ahlan wa Sahlan� tapi �Marhaban� Yaa Ramadhan

Setiap menjelang bulan Ramadhan kita sering melihat, membaca dan atau mendengar ungkapan ”Marhaban Yaa Ramadhan” pada hampir setiap masjid, seakan ungkapan tersebut sudah menjadi ungkapan yang biasa-biasa saja --atau bahkan dianggap tidak berarti sama sekali-- layaknya ungkapan ”Selamat Tahun Baru” pada setiap awal tahun. Secara harfiah ungkapan ”Marhaban Yaa Ramadhan” berarti ”Selamat Datang Wahai Bulan Ramadhan”,  namun dibalik ungkapan yang sederhana tersebut sebenarnya menyimpan makna yang cukup dalam tentang keutamaan dari bulan Ramadhan. Tulisan ini berupaya mengupas sedikit tentang keutamaan tersebut Antara “Ahlan wa Sahlan” dengan “Marhaban”Ungkapan ”Ahlan wa Sahlan” dan ”Marhaban” merupakan 2 (dua) ungkapan bahasa Arab yang mempunyai arti sama yakni, ”Selamat Datang”, namun dalam penggunaannya ada perbedaan. Ungkapan  ”Ahlan wa Sahlan” biasanya digunakan untuk menyambut kedatangan suatu atau orang; sedangkan ungkapan ”Marhaban” digunakan untuk menyambut kedatanga...