Setiap menjelang bulan Ramadhan kita sering melihat, membaca dan atau mendengar ungkapan ”Marhaban Yaa Ramadhan” pada hampir setiap masjid, seakan ungkapan tersebut sudah menjadi ungkapan yang biasa-biasa saja --atau bahkan dianggap tidak berarti sama sekali-- layaknya ungkapan ”Selamat Tahun Baru” pada setiap awal tahun. Secara harfiah ungkapan ”Marhaban Yaa Ramadhan” berarti ”Selamat Datang Wahai Bulan Ramadhan”, namun dibalik ungkapan yang sederhana tersebut sebenarnya menyimpan makna yang cukup dalam tentang keutamaan dari bulan Ramadhan. Tulisan ini berupaya mengupas sedikit tentang keutamaan tersebut
Antara “Ahlan wa Sahlan” dengan “Marhaban”Ungkapan ”Ahlan wa Sahlan” dan ”Marhaban” merupakan 2 (dua) ungkapan bahasa Arab yang mempunyai arti sama yakni, ”Selamat Datang”, namun dalam penggunaannya ada perbedaan. Ungkapan ”Ahlan wa Sahlan” biasanya digunakan untuk menyambut kedatangan suatu atau orang; sedangkan ungkapan ”Marhaban” digunakan untuk menyambut kedatangan sesuatu yang besar atau agung, seperti bulan Ramadhan. Sesuatu yang besar atau agung di sini ukurannya lebih bersifat teologis, sehingga dalam literatur bahasa Arab seorang pejabat negara, baik itu raja ataupun presiden sekalipun tetap menggunakan ungkapan ”Ahlan wa Sahlan” bukan ”Marhaban”. Ungkapan ”Marhaban” hanya digunakan pada bulan Ramadhan saja tidak pada bulan-bulan lain, seperti Rajab, Sya’ban, Syawal ataupun Dzulhijjah. Dala beberapa literatur sejarah Islam, penggunaan kata ”Marhaban” juga digunakan oleh kaum Anshar yang menyambut kedatangan nabi Muhammad saw. di kota Madinah pada waktu hijrah dari kota Makkah. Hal ini karena posisi nabi Muhammad saw yang agung karena ajaran Islam yang dibawanya. Sekali lagi penggunaan kata ”marhaban” untuk sesuatu yang agung / besar menurut ukuran atau alasan teologis. Namun, untuk yang terakhir ini, banyak kalangan yang mengakui tentang kebesaran nabi Muhammad, baik dari segi strategi da n keberhasilan dakwahnya. Hal ini menunjukkan bahwa bulan Ramadhan mempunyai kelebihan tertentu dibandingkan dengan sekedar seorang raja, presiden ataupun bulan-bulan lain. 2. Keutamaan RamadhanBulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh rahmat, berkah dan pengampunan dari Allah SWT. Pada saat bulan Ramadhan setiap ibadah dilipatgandakan pahalanya dan pada bulan tersebut terdapat Laila al-Qadr , suatu malam yang nilainya lebih dari 1000 bulan. Dalam catatan sejarah umat Islam banyak terjadi peristiwa penting pada bulan Ramadhan, diantaranya adalah: kemenangan umat Islam pada perang Badar, Fath al-Futuh (penaklukan kota Mekkah), dan turunnya al-Qur’an (nuzul al-Qur’an) yang sering diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan.Keutamaan bulan Ramadhan sebagai bulan ampunan sebagaimana terdapat dalam hadits berikut:”Shalat lima waktu, antara Jum’at dengan Jum’at yang lain, antara Ramadhan dengan Ramadhan berikutnya dapat menghapus dosa-dosa yang dilakukan diantaranya apabila menjauhi dosa besar.” (HR. Muslim).Menurut cerita sejarah umur umat nabi Mahammad saw tergolong yang paling pendek jika dibandingkan dengan umur umat-umat sebelumnya yang mencapai ratusan tahun. Oleh karena itu Allah SWT menganugrahkan Lail al-Qadr, satu malam yang nilainya lebih baik dari 1000 bulan, bagi umat nabi Muhammad Islam yang umurnya pendek agar amal kesalehannya bisa menyamai bahkan bisa melebihi umat-umat sebelumnya yang umurnya lebih panjang. Hal ini sesuai dengan ungkapan hadis nabi yang menyatakan bahwa, sebaik-baik orang adalah yang banyak amalnya dan panjang umurnya, sedangkan sejelek-jelek orang adalah yang panjang umurnya dan jelek amalnya. Sedangkan berkaitan kelebihan bulan Ramadhan dan malam / Lail al-Qadr adalah sebagaimana hadis berikut:”Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkati (Ramadhan, pen.), Allah telah mewajibkan kepadamu berpuasa di bulan itu. Dalam bulan itu dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan syaitan-syaitan dibelenggu, pada bulan itu terdapat satu malam yang nilainya lebih dari seribu bulan. Siapa yang tidak memperoleh kebajikan di malam itu, maka ia tidak dapat memperoleh kebajikan apapun.” (HR. Ahmad, Nasa’i dan Baihaqi). Kiranya kita sebagai umat Islam marilah kita sambut kedatangan bulan Ramadhan dengan riang gembira, kita wujudkan kegembiraan itu dengan memperbanyak amal kebaikan untuk kesalehan pribadi maupun kesalehan sosial. Semoga kita mendapatkan anugerah rahmat, berkah, dan maghfirah-Nya. Amien. Atf. ’08
Komentar
Posting Komentar